1.
Jelaskan mengenai konsep
sehat
2.
Sejarah perkembangan
kesehatan mental
3.
Teori Kepribadian sehat
menurut
a.
Aliran psikoanalisa
b.
Aliran behavioristik
c.
Aliran humanistik
d.
Menurut maslow
1.
KONSEP SEHAT
Istilah “KESEHATAN MENTAL” di
ambil dari konsep mental hygiene. Kata mental di ambil dari bahasa Yunani, pengertiannya
sama dengan psyche dalam bahasa latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.
Jadi istilah mental hygiene dimaknakan sebagai kesehatan mental atau jiwa yang
dinamis bukan statis karena menunjukkan adanya usaha peningkatan. (Notosoedirjo
& Latipun,2001:21).
Zakiah Daradjat(1985:10-14) mendefinisikan kesehatan mental dengan beberapa pengertian :
1. Terhindarnya orang dari gejala – gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala – gejala penyakit jiwa(psychose).
2. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.
3. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagian diri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan – gangguan dan penyakit jiwa.
Zakiah Daradjat(1985:10-14) mendefinisikan kesehatan mental dengan beberapa pengertian :
1. Terhindarnya orang dari gejala – gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala – gejala penyakit jiwa(psychose).
2. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.
3. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagian diri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan – gangguan dan penyakit jiwa.
4. Terwujudnya keharmonisan
yang sungguh – sungguh antara fungsi – fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan
untuk menghadapi problem – problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara
positif kebahagian dan kemampuan dirinya.
Zakiah Daradjat
1. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala gangguan jiwa
(neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psichose). Definisi ini
banyak dianut di kalangan psikiatri (kedokteran jiwa) yang memandang
manusia dari sudut sehat atau sakitnya.
2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan tempat
ia hidup. Definisi ini tampaknya lebih luas dan lebih umum daripada
definisi yang pertama, karena dihubungkan dengan kehidupan sosial
secara menyeluruh. Kemampuan menyesuaikan diri diharapkan akan
menimbulkan ketenteraman dan kebahagiaan hidup.
3. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguhsungguh
antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk
menghadapi problema-problema yang biasa terjadi, serta terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin (konflik). Definisi ini menunjukkan
bahwa fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan
keyakinan harus saling menunjang dan bekerja sama sehingga
menciptakan keharmonisan hidup, yang menjauhkan orang dari sifat raguragu
dan bimbang, serta terhindar dari rasa gelisah dan konflik batin.
1. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala gangguan jiwa
(neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psichose). Definisi ini
banyak dianut di kalangan psikiatri (kedokteran jiwa) yang memandang
manusia dari sudut sehat atau sakitnya.
2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan tempat
ia hidup. Definisi ini tampaknya lebih luas dan lebih umum daripada
definisi yang pertama, karena dihubungkan dengan kehidupan sosial
secara menyeluruh. Kemampuan menyesuaikan diri diharapkan akan
menimbulkan ketenteraman dan kebahagiaan hidup.
3. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguhsungguh
antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk
menghadapi problema-problema yang biasa terjadi, serta terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin (konflik). Definisi ini menunjukkan
bahwa fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan
keyakinan harus saling menunjang dan bekerja sama sehingga
menciptakan keharmonisan hidup, yang menjauhkan orang dari sifat raguragu
dan bimbang, serta terhindar dari rasa gelisah dan konflik batin.
4. Kesehatan mental adalah
pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk
mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan yang
ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri
dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.
5. Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguhsungguh
antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian
diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan
keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang
bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Dalam buku lainnya yang berjudul Islam dan Kesehatan Mental,
mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan yang
ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri
dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.
5. Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguhsungguh
antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian
diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan
keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang
bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Dalam buku lainnya yang berjudul Islam dan Kesehatan Mental,
Zakiah Daradjat mengemukakan,
kesehatan mental adalah terhindar seseorang
dari gangguan dan penyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan diri, sanggup
menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa, adanya
keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa bahwa dirinya
berharga, berguna dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada
padanya seoptimal mungkin.
dari gangguan dan penyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan diri, sanggup
menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa, adanya
keserasian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa bahwa dirinya
berharga, berguna dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada
padanya seoptimal mungkin.
Mental yang sehat tidak akan
mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki
mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari
dirinya sendiri dan lingkungannya. (Noto Soedirdjo, 1980) menyatakan bahwa ciri-ciri
orang yang memilki kesehatan mental adalah Memilki kemampuan diri untuk
bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut
Clausen Karentanan (Susceptibility) Keberadaan seseorang terhadap stressor
berbeda-beda karena faktor genetic, proses belajar dan budaya yang ada
dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan
orang lain juga berbeda .
2.
SEJARAH PERKEMBANGAN
KESEHATAN MENTAL
Zaman dahulu orang menduga bahwa penyebab penyakit
mental adalah setan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para
penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau
dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun,
lambat laun ada usaha-usaha melalukan perbaikan dalam mengatasi orng-orang yg
mengalami gangguan mental.
Kesehatan mental ungkapan ini
diciptakan oleh W. Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang
sebenarnya melalui "pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi
Beers Amerika. Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi
dari sakit mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang
lebih luas melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya
kejiwaan.
Kesehatan mental mulai berkembang sejak perang
dunia ke II .Sejak awal perang dunia ke II kesehatan mental bukan lagi suatu
istilah yang asing bagi orang – orang .Dalam bidang kesehatan mental kita dapat
memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia
dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban.
Namun seiring jaman yang semakin maju dan
perkembangan ilmu pengetahuan Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari
Inggris, mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu
mentalnya
Ada juga dari tokoh lainnya yang mempengaruhi perkbngan kesehatan mental
:
1. Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers
pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit
jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara
penyembuhannya
2. Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita
dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan
dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat
banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit
jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya
inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Sumber : emiun, Yustinus.
2006. Kesehatan Mental 1.
Yogyakarta: Kanisius.
Budiarto, Eko., Dewi, Anggraeni. 2001. Pengantar
Epidemologi, E2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
3.
TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ALIRAN PSIKOANALISA)
Psikolanalisa merupakan salah satu aliran besar
dalam dunia psikologi, pencetus awalnya adalah Sigmund Freud, berikut saya akan
coba menjabarkan teori psikoanalisa dari Sigmund Freud dan kemudian
mengaitkannya dengan kepribadian yang sehat.
Menurut Erikson, perkembangan manusia melewati
suatu proses dialektik yang harus dilalui dan hasil dari proses dialektik ini
adalah salah satu dari kekuatan dasar manusia yaitu harapan, kemauan, hasrat,
kompetensi, cinta, perhatian, kesetiaan dan kebijaksanaan. Perjuangan di antara
dua kutub ini meliputi proses di dalam diri individu (psikologis) dan proses di
luar diri individu (sosial). Dengan demikian, perkembangan yang terjadi adalah
suatu proses adaptasi aktif.
Remaja menurut Erikson, memiliki dua kutub
dialektik yaitu Identitas dan Kebingungan . Salah satu dari pencarian individu
dalam tahapan ini yaitu pencarian identitas dirinya dengan menjawab satu
pertanyaan penting yaitu “Siapa Aku?”. Bila individu berhasil menjawabnya akan
menjadi basis bagi perkembangan ke tahap selanjutnya. Namun, apabila gagal,
maka akan menimbulkan kebingungan identitas di mana individu tidak berhasil
menjawab siapa dirinya yang sebenarnya. Apabila seorang individu tidak berhasil
menemukan identitas dirinya, maka ia akan sulit sekali mengembangkan keintiman
dengan orang lain terutama dalam hubungan heteroseksual dan pembentukan
komitmen seperti yang terdapat dalam pernikahan.
Sepanjang masa hidupnya, Freud adalah seorang
yang produktif. Meskipun ia dianggap sosok yang kontroversial dan banyak tokoh
yang berseberangan dengan dirinya, Freud tetap diakui sebagai salah seorang
intelektual besar. Pengaruhnya bertahan hingga saat ini, dan tidak hanya pada
bidang psikologi, bahkan meluas ke bidang-bidang lain. Karyanya, Studies in
Histeria (1875) menandai berdirinya aliran psikoanalisa, berisi ide-ide dan
diskusi tentang teknik terapi yang dilakukan oleh Freud.
Pemikiran dan teori
1. Freud membagi mind ke dalam
consciousness, preconsciousness dan unconsciousness . Dari ketiga
aspekkesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting
dalam menentukan perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di dalam
unsconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan
instink. Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan
unconscious, berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja.
Consciousness hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang
memiliki kontak langsung dengan realitas.Freud mengembangkan konsep struktur
mind di atas dengan mengembangkan “mind apparatus”, yaitu yang dikenal dengan
struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id ,
ego, super ego
Ø Id
(Das es)
Yaitu aspek biologis adalah struktur paling
mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut
prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera. Das es = System
der unbewussten. Das es merupakan dunia batin atau subjektif manusia, dan tidak
mempunyai hubungan langsung dengan dunia objektif. Das es berisikan hal hal
dibawa sejak lahir, termasuk instink. Pedoman dalam berfungsinya das es ialah
menghindarkan diri dari ketidak enakan dan mengejar keenakan (prinsip
kenikmatan / prinsip keenakan)
Ø Ego
(Das Ich)
Yaitu aspek psikologis. Berkembang dari id,
struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas
perilaku manusia. Superego berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik
buruk dan moral. Das Ich : system der Bewussten vorbewussten. Timbul karena
kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (
realitat ). Prinsip kenyataan / prinsip realitas ( realitatsprinzip, the
realityprinciple ) dan bereaksi dengan proses sekunder ( sekundar vorgang ,
secomdary process ).
Ø Superego
(Das ueber ich)
Yaitu aspek sosiologis. Merefleksikan nilai-nilai
sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila terjadi
pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah. Das
ueber ich fungsi pokok : menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas
atau tidak, susila atau tidak, dan demikian pribadi dapat bertindak sesuai
dengan moral masyarakat.Conscientia : menghukum orang dengan memberikan rasa
dosa. Ich Ideal adalah menghadiahi orang dengan rasa bangga akan dirinya.
Keperibadian yang normal (sehat) :
1) Kepribadian
yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola
perkembangan yang ilmiah.
2) Hasil
dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
3) Kesehatan
mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego
terhadap id dan ego. Prayitno (1998:42)
SUMBER:-blog kesehatan mental.wordpress.com
-validconsulting.com
TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ALIRAN BEHAVIORISTIK)
Behavioristik
aliran ini menganggap manusia sebagai mesin layaknya alat pengatur panas. maksudnya manusia sebagai sistem konflik yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum. aliran ini juga menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Ini di prakarsai oleh John B Watson (1879-19580 yang lama di universitas John Hopkins. Watson menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokilogi dibatasi pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi.
Aliran perilaku mempunyai 3 ciri penting :
aliran ini menganggap manusia sebagai mesin layaknya alat pengatur panas. maksudnya manusia sebagai sistem konflik yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum. aliran ini juga menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Ini di prakarsai oleh John B Watson (1879-19580 yang lama di universitas John Hopkins. Watson menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokilogi dibatasi pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi.
Aliran perilaku mempunyai 3 ciri penting :
1.
Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan
sebagai elemen-elemen atau bangunan perilaku
2.
Menekankan pada perilaku yang dipelajari daripada
perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme kecenderungan menolak perilaku
bawaan
3.
Difokuskan pada perilaku binatang. Tidak ada perbedaan
esensial antara perilaku manusia dan perilaku binatang dan bahwa kita dapat
belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang
dilakukan binatang
Kepribadian yang sehat adalah kepribadian yang
dapat mempelajari sifat dan perilaku dari mana saja baik dari sesama manusia
maupun binatang sendiri, tapi kita juga dapat memilih yang mana yang baik dan
yang mana yang tidak.
sumber: -Aronson, Elliot, dkk .2007. Social Psychology. Upper Sadlle River,NJ :Pearson Prentice hall
- S. Calvin, Hall. Gardner Lindzey.1993. teori-teori psikodinamik.Yogyakarta: Kanisius
- P.B Dwi Riyanti. Hendro Prabowo. Ira Puspitawati. 1996. Psikologi Umum 1. Jakarta: Gunadarma
sumber: -Aronson, Elliot, dkk .2007. Social Psychology. Upper Sadlle River,NJ :Pearson Prentice hall
- S. Calvin, Hall. Gardner Lindzey.1993. teori-teori psikodinamik.Yogyakarta: Kanisius
- P.B Dwi Riyanti. Hendro Prabowo. Ira Puspitawati. 1996. Psikologi Umum 1. Jakarta: Gunadarma
EORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ALIRAN HUMANISTIK
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah
gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran Humanistik merupakan
konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham
Maslow dan Carl Rogers.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
sumber: -Baihaqi,MIF.(2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 4-6.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
sumber: -Baihaqi,MIF.(2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 4-6.
http://ajengdwiy-ajeng.blogspot.com/2013/03/teori-kepribadian-sehat-menurut-aliran.html
Ø Abraham Maslow
Teori Kepribadian Abraham Maslow:
1) Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu
merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi, sehingga motivasi seseorang
dalam melakukan sesuatu adalah motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya.
Menurut maslow manusia harus diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai
suatu system, setiap bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain.
Pernyataan ini hampir menjadi aksioma yang diterima oleh semua orang, yang
kemudian sering dilupakan dan diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian.
Penting sekali untuk selalu disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang
melakukan eksperimen atau menyusun suatu teori motivasi yang sehat.
2) Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua
motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”.
Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat
kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari
kebutuhan tersebut.. Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima
karakteristik. sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang
paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan
akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara.
Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta,
pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam
keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Tidak
diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat
dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan
segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang
paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya. Dengan
kata lain, seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali akan
selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini
b. Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa
yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan.
Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan,
perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan
struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat
kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia
atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan
kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia
akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari
hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan. Untuk pribadi yang sehat,
kebutuhan rasa aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Kebanyakan
diantara kita ini tidak menyerah atau sama sekali tunduk kepada
kebutuhan-kebutuhan rasa aman, tetapi dalam pada itu juga kita merasa tidak
puas kalau jaminan dan stabilitas sama sekali tidak ada.
c. Kebutuhan sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka
kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling
percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku.
Pada tingkat kebutuhan ini,belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan
tiadanya seorang sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan
relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia
membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya,
dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi
kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan
akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak
perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa
kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang
tak menentu. Maslow percaya bahwa makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan
akan memiliki dan cinta kerena mobilitas kita.begitu sering kita berganti
rumah, tetangga, kota, bahkan pathner, sehingga kita tidak dapat berakar. Kita
tidak cukup lama berada disuatu tempat untuk mengembangkan perasaan yang
memiliki. Banyak orang dewasa merasakan kesepian dan terisolasi, meskipum
mereka hidup ditengah-tengah orang banyak.
d. Kebutuhan akan penghargaan
Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan
penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup
kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan,
prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua
(eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan,
penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama
baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan
demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang
kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus
asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat
kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang
menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus
nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah
terpuaskan.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh
kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk tumbuh berkembang, dan menggunakan
kemampuannya disebut oleh Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut
aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan
sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan
aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan
penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini
merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan
sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk
membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang
perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman
spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan
sisi kerohanian. Dalam konteks ini, piramida kebutuhan Maslow yang berangkat
dari titik tolak kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri diputarbalikkan.
Dengan demikian perilaku organisme yang diharapkan bukanlah perilaku yang rakus
dan terus-menerus mengejar pemuasan kebutuhan, melainkan perilaku yang lebih
suka memahami daripada dipahami, memberi daripada menerima.
Konsep yang mendasar bagi teori maslow adalah manusia
di motivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh
spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber genetis atau naluriah.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak semata-mata bersifat fisiologis tetapi juga
psikologis. Kebutuhan-kebutuhan itu merupakan inti dari kodrat manusia, hanya
saja manusia lemah dan mudah diselewengkan dan dikuasai oleh proses belajar,
kebiasaan atau tradisi yang keliru. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah aspek
instrinsik kodrat manusia yang tidak akan mati karena kebudayaan. Suatu
kebutuhan dapat dikatakan sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. ketidak-hadirannya menimbulkan penyakit
2. kehadirannya mencegah timbulnya penyakit
3. pemulihannya menyembuhkan penyakit
4. dalam situasi tertentu yang sangat komplek dan
dimana orang bebas memilih, orang yang sedang berkekurangan ternyata
mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan lainnya.
5. Kebutuhan itu tidak aktif, lemah atau secara
fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
Suatu catatan yang diberikan oleh Maslow bahwa
meskipun kebutuhan manusia bertingkat-tingkat, namun jangan terlalu kaku
menanggapinya, mungkin saja orang yang belum terpenuhi kebutuhan makanannya
juga menginginkan rasa aman, atau orang yang belum sempurna rasa amannya juga
menginginkan kasih sayang atau orang pada tingkat rendah mungkin akan
terpuaskan hanya dengan makanan saja dan seterusnya.
Kepribadian sehat menurut Maslow:
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki
kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan
dirinya secara penuh (self actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi
bagi self actualizinga-needs person, dengan nama metamotivation, meta-needs
B-motivation, atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Sementara
motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency.
Di bawah ini ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi
Metanees :
Sikap percaya, bijak dan baik, indah (estetis), kesatuan (menyeluruh), energik
dan optimis, pasti, lengkap, adil dan altruis, berani, sederhana (simple)
· Metapologis
: Tidak percaya, sinis dan skeptic, benci dan memuakkan, vulgar dan mati rasa,
disintegrasi, kehilangan semangat hidup, pasif dan pesimis, kacau dan tidak
dapat diprediksi, tidak lengkap dan tidak tuntas, suka marah-marah, tidak adil
dan egois, rasa tidak aman dan memerlukan bantuan, sangat komplek dan
membingungkan
Mengenai self-actualizing person,atau
orang yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakanciri-cirinya sebagai berikut:
1) Mempersepsi kehidupan atau dunianya
sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya
2) Menerima dirinya sendiri, orang laindan
lingkungannya.
3) Bersikap spontan, sederhana, alami, bersikap
jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4) Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk
memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami orang lain).
5) Bersikap mandiri atau independen.
6) Memiliki apresiasi yang segar terhadap
lingkungan di sekitarnya
7) Mencapai puncak pengalaman, yaitu suatu
keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan yang luar biasa. Pengalaman ini
cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan
8) Memiliki minat social, simpati, empati dan
altruis
9) Sangat senang menjalin hubungan interpersonal
(persahabatan atau persaudaraan) dengan orang lain
10) Bersikap demokratis (toleran, tidak rasialis,
dan terbuka)
11) Kreatif (fleksibel, spontan, terbuka dan
tidak takut salah).
Pandangan maslow tentang hakikat manusia yaitu manusia
bersifat optimistik, bebas berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat
mengatasi pengalaman masa kecil, dan baik. Menurut dia kepribadian itu
dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan peran
lingkungan, khususnya di sekolah dalam mengembangkan self-actualization, Maslow
mengemukakan beberapa upaya yang sebaiknya membantu siswa menemukan
identitasnya (jati dirinya) sendiri. Diantaranya:
1) Membantu siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan
2) Membantu siswa untuk memehami keterbatasan
(nasib) dirinya
3) Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman
tentang nilai nilai
4) Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini
berharga
5) Mendorng siswa agar mencapai pengalaman puncak
dalam kehidupannya
6) Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan
kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).